Bullying Timothy Unud: Tampang Wakil Ketua BEM FKP Viral, Apa Isi Chat Kejinya?

Nir-Empati Pejabat Kampus

Kemarahan publik atas tragedi kematian mahasiswa Universitas Udayana (Unud), Timothy Anugerah Saputra, kini terfokus pada sosok pelaku perundungan.

Sebagaimana diketahui, kasus yang semula berawal dari duka dugaan bunuh diri ini memicu amarah besar pasca tersebarnya chat hinaan dari rekan-rekan mahasiswanya.

Lantas, siapa sosok pelaku yang isi chatnya paling memicu kecaman, dan apa jabatannya di kampus?

Wakil Ketua BEM Terduga Pelaku Utama

 

Sorotan utama kini tertuju pada Leonardo Jonathan Handika Putra.

Tampang dan identitas Leonardo viral di berbagai platform media sosial, salah satunya diunggah oleh akun Instagram @ajikdewa_nuel pada Jumat, 17 Oktober 2025.

Mirisnya, Leonardo diketahui memegang jabatan mentereng sebagai Wakil Ketua BEM Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP) Unud periode 2025.

Statusnya sebagai pimpinan organisasi mahasiswa membuat tindakannya dinilai sangat tidak pantas dan mencederai nama baik institusi.

Leonardo adalah satu dari enam mahasiswa yang sebelumnya telah diumumkan meminta maaf, yang juga mencakup nama-nama pimpinan organisasi lain seperti Maria Victoria (Kepala Departemen Himapol) dan Putu Ryan Abel (Ketua Komisi II DPM FISIP).

Isi Chat Grup Pembully Nir-Empati

Dalam unggahan @ajikdewa_nuel, terungkap tangkapan layar chat Leonardo yang diduga dikirimkan setelah Timothy meninggal dunia pada Rabu, 15 Oktober 2025.

Alih-alih bersimpati, Leonardo justru mengunggah foto jasad Timothy yang terkapar setelah diduga melompat dari lantai dua Gedung FISIP.

Ia menuliskan komentar yang sangat tidak manusiawi.

“Nahan tawa gue jir,” tulis Leonardo dalam chat tersebut.

Tidak berhenti di situ, ia juga melayangkan hinaan fisik yang membandingkan almarhum dengan figur publik lain.

“Coba bikin cin, sejajarin muka Kekeyi sama dia wkwkw,” lanjutnya.

Grup Chat Pembully Setelah Meninggalnya Korban

Tindakan Leonardo sontak memicu kemarahan warganet yang kini menuntut sanksi lebih berat dari sekadar rekomendasi nilai D (tidak lulus) yang sebelumnya diusulkan fakultas.

“Kirain prodi tadi doang yang minim empati, ternyata lintas fakultas juga ya? Wkwkw @bemfkp_unud, ini wakil ketua BEM nya nanti tolong suruh klarifikasi pakai gaya Kekeyi dan nahan ketawa ya,” sindir unggahan @ajikdewa_nuel.

Kolom komentar di berbagai media sosial dibanjiri tuntutan sanksi pemecatan atau Drop Out (DO).

Grup Chat Pembully Setelah Meninggalnya Korban

Berikut adalah daftar tuntutan publik yang viral:

– Pemecatan (DO): Warganet menuntut sanksi akademik tertinggi. “DO semua pelaku bullying,” tandas akun @guswirat.

– Blacklist Perusahaan: Muncul seruan untuk memblokir para pelaku dari dunia kerja. “Diblock dari semua perusahaan di Indoensia,” jelas akun @hnailvi27.

– Pencopotan Jabatan: Tuntutan agar semua jabatan organisasi para pelaku dicopot seketika.

– Sanksi Etik: Meminta sanksi etik dan sosial yang berat di lingkungan kampus. PTSLOT

 

Penanganan Sesuai Permendikbud

Grup Chat Pembully Setelah Meninggalnya Korban

Kasus ini, seperti diberitakan sebelumnya, kini ditangani oleh Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (Satgas PPK) Universitas Udayana.

Pihak Rektorat Unud telah berkomitmen menjadikan kampus ruang aman dan tidak mentolerir kekerasan apa pun.

Penanganan kasus ini akan mengacu pada Permendikbudristek Nomor 55 Tahun 2024.

Regulasi ini menjadi landasan resmi untuk menyelidiki, mendampingi korban (keluarga), dan menjatuhkan sanksi administratif tegas terhadap pelaku kekerasan psikologis dan perundungan di lingkungan kampus.

Terungkapnya isi chat spesifik dari seorang pimpinan BEM ini menambah tekanan bagi Satgas PPK Unud untuk memberikan sanksi yang setimpal demi menegakkan keadilan dan memulihkan martabat korban.

 

Sumber : youforgottorenewyourhosting.com

Back To Top